the secret behind revision

The Secret Behind Revision

Menjadi seorang desainer profesional adalah sebuah profesi dengan tantangan tersendiri. Tidak hanya sekedar mahir memberikan solusi dalam bentuk karya kreatif, namun desainer juga dituntut untuk terampil dalam berkomunikasi dan jeli dalam mengamati.

Seorang desainer mengeluh akan banyaknya revisi yang di-request oleh kliennya. Betapa merepotkannya klien tersebut seolah tidak mengerti proses kreatif tidaklah mudah dan juga cukup memakan waktu. Pernyataan ini tidaklah asing jika kita hidup di industri kreatif dan bekerja sebagai praktisi.

Pertanyaannya adalah kenapa itu terjadi? Mengapa ada klien yang ‘hobi’ dalam meminta revisi dan juga alternatif desain yang tidak sedikit jumlahnya?

Berdasarkan pengalaman pribadi founders kami di IS Creative, beberapa kesimpulan diambil dari sudut pandang yang berbeda. Bertemu dengan berbagai macam tipe klien dan menghadapi beragam project kreatif selama mendirikan dan mengembangkan IS Creative, revisi dalam sebuah project menjadi sebuah langkah yang melengkapi proses kreatif tersebut. Mari kita simak apa yang menjadi rahasia dibalik revisi yang dilakukan oleh klien kita.

The client point of view

Berdasarkan sudut pandang klien yang sebagian besar adalah orang awam dan umumnya adalah pedagang/pebisnis, desain atau karya kreatif adalah alien technology atau sesuatu yang sangat asing. Mereka akan mencoba menerka, seperti apakah hasil yang mereka inginkan/harapkan. Dan ya, seperti yang kita duga, itu bukanlah hal yang mudah bahkan untuk orang kreatif sekalipun.

Proses bertahap yang tepat dengan banyak trial and error perlu dilakukan untuk bisa menemukan sebuah solusi yang sesuai bagi suatu masalah. Itulah mengapa seorang desainer profesional diperlukan.

Secara prinsip bisnis, semakin banyak yang didapatkan akan semakin menguntungkan. Untuk beberapa hal ini adalah benar, namun tidak selalu pada dunia desain dan kreatif. Karena semakin banyak revisi dan alternatif yang diciptakan oleh seorang desainer, maka pikiran, fokus, dan tenaga/semangat mereka akan terbagi dan hasil dengan kualitas inconsistent atau bahkan tidak maksimal dapat terjadi.

Be a designer who thinks business, then you can talk design with a businessman.

Irvan Subekti – IS Creative

Klien dapat menjabarkan informasi relevan yang akan sangat membantu proses kreatif, jika desainer mengerti bagaimana cara berkomunikasi yang benar dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tepat. Karena hanya klien tersebut yang mengerti kondisi dan masalah/tantangan yang sedang mereka hadapi, namun tidak selalu mereka dapat mengidentifikasi hal tersebut tanpa bantuan pihak luar yang dapat berpikir secara outside-the-box.

The designer point of view

Di sisi yang lain, dari sudut pandang dan prinsip seorang desainer profesional dan pelaku industri kreatif, hal seperti alternatif dan revisi adalah sesuatu yang harus kita sambut dengan pikiran positif dan terbuka.

Karena revisi adalah salah satu format dari bentuk komunikasi klien kepada desainer. Mereka memberikan kesempatan kepada sang desainer untuk mengerti lebih baik tentang apa yang mereka pikirkan, apa hal yang mereka khawatirkan, bagaimana karakter mereka dan bisnis/usaha yang mereka jalani.

Beware of clients that leave you with a project without directions or requirements. That’s the most difficult type of clients. But then again, it’s your job to ask the right questions, right?

Irvan Subekti – IS Creative

Sedangkan alternatif (jika tenggat waktu yang diminta memungkinkan) merupakan metode sehat yang dapat melepaskan pikiran kreatif desainer dalam mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang belum tersentuh. Bahkan tanpa diminta oleh klien, sebaiknya alternatif sederhana pun baiknya dilakukan. Seperti alternatif dalam bentuk sketches/mock-ups ringan yang dapat dilakukan tanpa membuang terlalu banyak tenaga/waktu.

The formula of an ideal project is: 50% Designer, 50% Client.

Irvan Subekti – IS Creative

Dengan mengerti masalah/kondisi sebenarnya yang dihadapi oleh klien, desainer dapat memberikan sebuah solusi yang lebih relevan dan maksimal. Sehingga permintaan untuk revisi ataupun alternatif oleh klien dapat diminimalkan. Itulah mengapa keterampilan dalam berkomunikasi dan pengamatan sangat penting bagi desainer profesional.