artificial-intellegence-the-end-for-designer

Can AI Replace Us as Graphic Designer?

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa di zaman sekarang, banyak aspek dalam kehidupan manusia yang dipermudah berkat adanya teknologi yang semakin hari semakin maju dan berkembang.

Namun apakah teknologi hanya sebatas mesin pabrik otomatis yang mampu memisahkan produk yang bagus atau tidak? Atau handphone dengan hasil foto yang resolusinya hampir sama seperti menggunakan kamera digital yang mahal? Nyatanya, teknologi bisa lebih dari itu.

Let’s Talk About Artificial Intelligence

Sumber: healthcare-in-europe.com

Mungkin akan terbesit sebuah figur robot seperti gambar di atas jika kita membahas tentang Artificial Intelligence atau yang biasa orang sebut juga dengan istilah AI. Namun pada kenyataannya, AI tidak hanya sekedar teknologi yang diimplementasikan sebagai figur robot, sebuah mesin, atau figur ‘inhuman’ sejenisnya.

Gampangnya, Artificial Intelligence bisa diartikan sebagai sebuah sistem komputer yang diprogram sedemikian rupa agar mampu menganalisis data, mempertimbangkan pilihan, dan memberikan respon atau saran selayaknya manusia.

History of Artificial Intelligence

Sumber: Medium.com

Berawal dari tahun 1950-an ketika seorang ilmuwan, fisikawan, matematikawan, dan ahli filosofi bernama Alan Turing memulai perjalanannya dalam mengeksplorasi ide tentang mesin yang mampu berfikir dan memiliki pengetahuan layaknya manusia.

Ide ini didasari lewat pemikirannya, “Jika manusia memiliki kemampuan untuk merespon dan mengambil keputusan, mengapa mesin tidak bisa?” Gagasan ini juga menjadi jurnal yang paling dikenal dari Turing dengan judul “Computer Machinery and Intelligence”.

Keterbatasan komputer yang saat itu belum bisa mewadahi program yang diujikan, menjadi alasan Turing berhenti melakukan risetnya lebih lanjut. Namun, konsep yang sama kembali muncul ketika salah satu konferensi bersejarah pada tahun 1956 diadakan.

Darmouth Conference.

Konferensi tersebut diadakan sebagai salah satu upaya memperkenalkan masyarakat tentang konsep mesin yang memiliki pengetahuan layaknya manusia. Dalam konferensi itu, The Logic Theorist -sebuah program yang dipercaya oleh masyarakat sebagai pioneer Artificial Intelligence- diperkenalkan ke dunia.

Dari konferensi itulah, istilah Artificial Intelligence atau AI yang kita kenal sekarang diresmikan.

Artificial Intelligence Evolution

Seiring berjalannya waktu, AI semakin dikenal dan menjadi salah satu subjek penelitian yang diminati. Hal itu dibuktikan dengan adanya bantuan yang dikeluarkan oleh pemerintah AS (Amerika Serikat) saat itu untuk mendanai riset dan penelitian terkait AI.

Sumber: Scaruffi.com

ELIZA menjadi salah satu program pertama yang memiliki sistem AI. Diciptakan oleh Profesor Joseph Weizenbaum pada tahun 1960, ELIZA diprogram untuk bisa melakukan komunikasi bahasa antar pengguna dengan mesin.

Memasuki tahun 2000-an, program sistem AI dengan kemampuan yang sama seperti ELIZA hadir ke permukaan. SIRI menjadi topik perbincangan yang hangat saat kehadirannya diperkenalkan ke masyarakat luas oleh Apple Inc. Proyek SIRI juga disebutkan sebagai proyek AI terbesar yang dilakukan pemerintah AS dalam sejarah, dibuktikan dengan perkembangannya yang begitu melejit hingga sekarang.

Present Day of Artificial Intelligence

Di era modern seperti sekarang, AI tentu mengalami peningkatan yang sangat signifikan dan mungkin akan terus berkembang pesat.

Mobil dengan fitur self-driving atau autonomous nya, smart home system seperti SIRI, Google Assistant, dan Alexa yang mampu menyalakan lampu kamar tidur hanya dengan perintah “Nyalakan Lampu”, atau bahkan sesederhana fitur search engine atau alogaritma sosial media yang sering kita gunakan sehari-hari, itu semua merupakan bukti nyata adanya perkembangan dan evolusi teknologi khususnya di bidang AI.

Dan semua ini hanyalah permulaan.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah peran seorang graphic designer akan tergantikan dengan adanya perkembangan teknologi seperti AI?

The Nature of Client

Sumber: technoblender.com

Jika kita berbicara tentang bisnis dalam industri desain, brief project dari klien memegang peranan penting sebagai insight untuk para desainer. Namun dalam praktiknya sendiri, tidak sedikit klien yang memiliki masalah untuk mengidentifikasi kebutuhan/keinginan mereka dalam sebuah proyek desain.

Sedangkan untuk menciptakan karya visual/tulisan dengan bantuan AI, ada perintah/prompt yang harus disertakan. Prompt sendiri harus bisa dijelaskan dan dideskripsikan sejelas dan sedetail mungkin untuk mencapai karya visual/tulisan yang dimaksud. Dan prompt yang baik membutuhkan pikiran, effort, dan waktu.

Time is Money

Kita semua setuju bahwa waktu adalah sesuatu yang berharga, terutama dalam dunia bisnis. Dan akan sangat disayangkan apabila waktu klien harus terbuang untuk memikirkan prompt/perintah yang baik, karena waktu mereka sangat berharga untuk menjalankan bisnisnya.

Dalam situasi seperti inilah, peran desainer sangat dibutuhkan. Desainer harus bisa mempelajari dan mendiskusikan dengan betul tentang prompt yang baik dan dalam kasus ini, prompt yang dimaksud adalah kebutuhan/keinginan seorang klien. Kita sebagai desainer harus bisa menuntun klien tentang apa yang mereka sebenarnya butuhkan.

“Our intelligence is what makes us human, and AI is an extension of that quality.”

Yann Le Cun

Designer Perspective: Positive & Negative side of AI

Ga kenal maka ga sayang. Jangan jadikan Artificial Intelligence sebagai hama yang harus dihindari, justru sebaiknya manfaatkanlah perkembangan yang ada untuk menjadikanmu sebagai desainer yang sadar akan teknologi.

Lalu, apa saja manfaat bagi desainer dengan adanya Artificial Intelligence?

1. Helping designer as a tool

Sebagai alat bantu, AI dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan seorang desainer dalam mengerjakan sebuah proyek seperti meningkatkan resolusi gambar, menghapus background yang tidak diinginkan, membantu proses penciptaan karya visual (animasi, 3d artwork, website, dll), dan masih banyak lagi tools AI yang bisa dimanfaatkan untuk para desainer.

2. Source of Idea & Inspiration

Lewat segala keuntungan yang dapat kita peroleh sebagai desainer, AI juga dapat menjadi tempat untuk mencari dan menikmati berbagai macam inspirasi dan ide untuk membantu kita menciptakan karya visual yang diinginkan.

“AI helps human to become better designers. And designers help AI to become better tools.”

IS Creative
Pembuatan custom website menggunakan 10Web. Sumber: Lucas Bright on Youtube
3D artwork dengan perintah teks menggunakan Spline. Sumber: spline.design/ai
Beragam inspirasi dan ide yang dapat diakses secara gratis. Sumber: laman resmi Dribbble.com

Dan masih banyak lagi manfaat yang dapat kita peroleh dengan adanya AI. Namun, di mana ada hal positif pasti ada hal negatif yang mengikuti. Walaupun AI sangat berpengaruh dalam dunia desain, ada beberapa dampak negatif yang harus dihindari.

1. Technology Can Be So Tempting

Lewat bantuan AI yang cenderung instan, menjadikan hal ini sebagai ajang bagi desainer untuk menggunakannya sebagai sebuah shortcut. Alih-alih membuat sebuah karya baru, hal ini justru menghasilkan karya yang tidak original terlebih karena karya yang sebenarnya adalah karya yang dibuat dengan segala ide dan proses yang kita ciptakan sendiri.

2. Client Thinks AI as a Replacement of Hiring Graphic Designers

And it’s true! ****Tidak jarang klien yang beranggapan bahwa peran desainer sudah tidak diperlukan lagi dalam industri kreatif karena faktor perkembangan teknologi seperti AI. Akan tetapi, jika kita mengulik lebih dalam sesuai dengan apa yang sudah kita bahas sebelumnya, humans have the intelligence and wisdom that AI will never have.

AI-Powered Tools for Graphic Designers

Berikut ini ada beberapa contoh AI tools yang dapat membantu kita para desainer grafis untuk memudahkan proyek kreatif.

Removal.ai

Sumber: removal.ai

Removal.ai merupakan salah satu alat dengan fitur algoritma AI yang dapat mendeteksi pixel pada gambar dan memisahkan background sepenuhnya dari objek didepannya. Tools ini dapat mempercepat proses jika kita perlu mengedit gambar dalam jumlah yang banyak.

DALL-E

Sumber: the-decoder.com

Berada di bawah naungan OpenAI, DALL-E merupakan teknologi AI yang mampu menghasilkan gambar unik dan inspiratif lewat sebuah perintah deskripsi yang diberikan. Cocok untuk kita yang ingin mengeksplorasi karya unik dengan ide yang berbeda.

Bing

Sama seperti DALL-E, Bing mampu menghasilkan gambar yang sesuai dengan perintah deskripsi yang kita berikan. Cocok untuk kita yang ingin mendapat ide atau referensi karya atau hanya sekedar ingin mencoba-coba karena Bing dapat diakses secara gratis.

Visual menggunakan AI generator dari Microsoft. Sumber: bing.com

Galileo AI

Sumber: ux-news.com

Untuk kita yang ingin mencari inspirasi UI atau user interface dengan desain dan layout yang menarik, Galileo AI mungkin adalah jawabannya. Di sini, kita bisa mendapatkan desain UI produk yang diinginkan hanya lewat deskripsi teks yang diberikan.

Huemint

Pemilihan warna bisa menjadi salah satu hal yang paling menguras waktu. Pernahkah kalian menghabiskan waktu berjam-jam dalam mendesain hanya untuk menentukan color palette yang cocok dan bagus?

Huemint hadir untuk membantu kita mengatasi masalah tersebut lewat kemampuannya dalam menghasilkan warna secara cepat dan otomatis. Kita akan diberi beragam pilihan dan kategori warna untuk semua jenis karya yang kita kreasikan.

Sumber: huemint.com

Will AI Technology Replace Graphic Designers?

Faktanya, memang beberapa tahapan dari workflow yang dikerjakan oleh desainer grafis telah dipermudah dengan keberadaan AI saat ini. Jadi sudah jelas terbukti bahwa adanya AI sangat membantu para pelaku kreatif.

Namun, peran yang djalankan sebagai seorang desainer grafis tidak hanya menghasilkan output visual saja melainkan mempertimbangkan segala keputusan yang diperlukan dalam setiap tahapan dari proses yang dikerjakan.

Dan untuk mengambil sebuah keputusan yang terbaik, diperlukan intuisi dan instinct seorang kreator yang berasal dari banyak pengalamanan yang mana saat ini masih tidak bisa digantikan oleh serangkaian data dan logika (yang digunakan sebagai dasar AI saat ini).

Designer as a Translator

Seorang desainer kreatif memiliki peran sebagai penerjemah bagi klien kita. Kita harus dapat mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi klien, kemudian menyimpulkan kebutuhan mereka, lalu mempersembahkan hasil terjemahan masalah tersebut menjadi sebuah solusi visual yang berfungsi. Solusi visual tersebut dapat berupa ilustrasi, layout elemen, desain, tulisan, dan masih banyak lagi.

Dan sekali lagi peran penerjemah seorang desainer grafis harus dapat membuat hasil karyanya difahami oleh klien dan dianggap sebagai solusi yang ideal bagi kebutuhan mereka. Peran seorang graphic designer inilah yang masih terlalu kompleks untuk diproses oleh teknologi AI saat ini.

It’s All About Feeling

“Hasil karya yang baik tidak hanya berfungsi dan menyampaikan sebuah pesan namun juga menyampaikan suatu rasa yang tidak selalu dapat dijelaskan.”

IS Creative

Dalam sebuah proyek desain, IS Creative tidak hanya menciptakan karya visual tetapi juga merancang suatu feeling yang idealnya dapat dirasakan juga oleh yang menikmati karya tersebut.

IS Creative percaya bahwa feel dalam suatu karya yang diciptakan oleh desainer dan kemudian digunakan oleh klien, akan tersampaikan juga kepada audience yang melihat. Dan ini merupakan sisi humane dalam proses mendesain yang tidak bisa dilakukan oleh AI.

Jadi, apakah perkembangan teknologi seperti AI akan menggantikan peran kita sebagai desainer grafis?
Jawabannya tidak. Setidaknya belum dalam waktu dekat ini.

“The real skill isn’t in developing technological solutions, it’s in identifying what people want and then finding the best ways to deliver. That’s a job for creative humans, and humans only”.

Nicola Morini Bianzino
Sumber: archdaily.com

Mulai dari saat ini, desainer harus bisa lebih mengembangkan diri untuk menjadi seorang profesional yang tidak hanya fasih terhadap pengolahan visual tetapi juga dalam pengetahuan beragam bidang bisnis, strategi komunikasi, dan juga perilaku konsumen.

Bagaimana dengan pendapatmu? Apakah peran desainer akan tergantikan dengan perkembangan teknologi nantinya?

Sebagai creative agency yang bergerak dalam industri desain, IS Creative siap untuk membantu klien mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan lewat proses kreatif dan memberikan solusi visual yang strategis. Pantau terus artikel-artikel kreatif dan menarik lainnya dari Idealist Blog yang bisa kamu akses secara gratis di iscreativeworks.com/idealistblog.