Di bulan penuh cinta ini, kita akan membahas tentang bagaimana memilih dan jatuh hati dengan designer yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan kita. Di zaman modern saat ini, banyak pilihan yang muncul sebagai alternatif dalam menyediakan jasa kreatif (atau dalam hal ini graphic design).
Dua di antara opsi lainnya yang muncul sebagai pilihan terbaik adalah freelance designer dan design agency. Secara garis besar, kita akan bahas apa kelebihan dan keterbatasan dari dua pilihan tersebut.
Freelance Designer
Pro: Freelance designer atau desainer lepas ini sangatlah mudah untuk ditemukan. Maraknya jurusan akademi DKV (Desain Komunikasi Visual) di Indonesia beberapa tahun terakhir ini, melahirkan banyak pelaku kreatif yang memiliki penguasaan graphic editor software seperti Adobe Illustrator, Adobe Photoshop, Corel Draw, dan lainnya.
Dengan harga yang sangat variatif dan umumnya cukup terjangkau, freelance designer dapat menghasilkan karya visual yang berkualitas dan dengan waktu yang lebih menyesuaikan (cepat – karena prosedur yang sederhana, fleksible – umumnya bekerja dari tempat tinggal)
Con: Freelance designer bekerja seorang diri atau bergabung dalam tim kecil sementara disaat mengerjakan sebuah proyek atau pekerjaan. Dengan minimnya tim pendukung yang ada disaat terjadi kendala/halangan seperti sakit atau banyaknya pekerjaan yang harus ditangani, kualitas dan tenggat waktu pekerjaanlah yang biasa menjadi korbannya.
Sebagai freelance designer yang bekerja tanpa tim, itu berarti besarnya pekerjaan akan sangat berdampak kepada waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut. Umumnya freelance designer minim atau tidak memiliki prosedur administrasi yang baku untuk memudahkan klien dalam proses penawaran, pembayaran, maupun memantau proses kreatif yang terjadi.
Hiring a professional graphic designer is like looking for a best friend for your business. They need to understand you in the long run and always be there when you need them.
Irvan Subekti – IS Creative
Design Agency
Pro: Design agency atau perusahaan desain memiliki struktur organisasi yang lebih jelas dan lengkap. Sebagai unit usaha/bisnis, perusahaan desain menerapkan waktu dan hari kerja yang sesuai dengan bisnis pada umumnya, sehingga perkembangan project akan lebih cepat dan mudah.
Dengan memiliki staff desainer atau tim kreatif lebih dari satu orang, menyebabkan kolaborasi dan diskusi kreatif untuk menciptakan/mengembangkan ide dapat terjadi. Seperti yang terjadi pada IS Creative sebagai design agency di Semarang, secara berkala brainstorming session dilakukan oleh tim designer kami dalam menciptakan ide dan solusi visual yang fresh dan efektif.
Lingkungan dan budaya kreatif yang dapat dibangun dalam perusahaan desain juga dapat berdampak pada kualitas karya yang dihasilkan. Sedangkan klien yang mengharapkan adanya pekerjaan berkesinambungan yang terikat dalam sebuah kontrak dengan sebuah entitas yang jelas, tentu akan lebih mudah dilakukan dengan design agency yang secara umum telah eksis.
Con: Harga yang ditawarkan oleh perusahaan desain cenderung akan lebih tinggi dibandingkan dengan freelance designer, karena biaya operasional yang lebih lengkap sebagai unit usaha tentunya akan membutuhkan investasi tersendiri. Perusahaan desain juga lebih jarang ditemui dibandingkan dengan freelance designer.
Sebagai unit bisnis yang utuh, design agency juga kadang kala memiliki prosedur yang lebih banyak dibandingkan dengan desainer lepas. Design agency juga memiliki banyak ketentuan dan kebijakan yang membatasi dan menjaga klien agar pekerjaan yang sedang ditangani lebih maksimal dan efisien.
In branding and marketing, collaborative efforts typically have far better results than projects handled by only one person.
Artversion – Creative Agency vs. Freelancer
Dengan pembahasan singkat diatas, apakah anda sudah bisa menentukan pasangan (kreatif) yang ideal bagi usaha/bisnis anda? Jika anda memiliki masukan menarik ataupun mungkin ada poin-poin tertentu yang belum tersentuh oleh artikel diatas, kami nantikan pada bagian modul komentar dibawah ini.